TERBANG KE LANGIT JIWA
Ada seorang teman di facebook bertanya lewat inbox, “ Beberapa hari ini saya sering mimpi terbang di angkasa, apakah arti dari mimpi tersebut...?”
Sayapun menjawab, “ Apakah anda selama beberapa hari ini melakukan dzikir untuk mendekatkan diri kepada Allah...?”
Teman tersebut menjawa, “ Ya benar mas, sudah beberapa hari ini saya melakukan dzikir diajari oleh seorang Kiyai.”
“ Orang-orang yang istiqomah melakukan dzikir untuk penyucian jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah, maka akan mengalami evolusi jiwa, dari jiwa kegelapan menuju jiwa yang bercahaya, dari jiwa “daratan” menuju jiwa “langit”. Disitulah kadang orang tersebut mendapatkan isyarat atau sinyal terbang melayang tinggi ke langit.
Bahkan jika dzikir seseorang semakin dalam dan proses penyucian jiwanya semakin tinggi, maka secara sadar waktu dzikir kita akan sering mengalami terbang atau naik ke langit, melihat matahari, bulan, bintang dan dimensi-dimensi lainnya.itulah proses perjalanan spritual yang pernah diucapkan oleh Nabi Yusuf:
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku". [Qs. Yusuf:4].”
“ Bagaimana hal itu bisa terjadi, padahal tubuh kita dibumi, sedangkan jiwa kita ke dimensi lai....?” tanya temanku.
Jawabku, “ Manusia itu adalah Alam Soghir (dunia kecil) sedangkan Alam semesta adalah Alam Kabir (dunia besar). Semua apa saja yang ada di alam besar itu terangkum di alam kecil. Jika seseorang sudah bisa mengenal dirinya sendiri, maka dengan idzin Allah bisa pergi dan melihat dimensi lainnya melalui alam kecil tersebut. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa di alam kecil (diri manusia) terdapat Ruh atau disebut juga Alamul Amri yaitu dimensi “KeTuhanan.” Jadi perjalanan spritual itu dengan jasad dan ruhnya. Jika kamu memahami hal ini, kamu tidak bingung memahami tentang Isra’ Mi’roj.”
CAHAYA GUSTI
Tidak ada komentar:
Write komentar