MENCACI MAKI TUHAN

MENCACI MAKI TUHAN
“Guru....!?. mengapa dzikirnya sangat banyak sekali sampai puluhan ribu kali...?.” Tanya Santri kepada Kiyainya.
Kiyai menjawab, “ Setiap hari kita berbuat dosa, baik kepada sesama manusia dan kepada Allah tidak terhitung jumlahnya. Jika dikalikan selama satu tahun jumlahnya tidak bisa dihitung. Jika dibiarkan dosa-dosa itu akan menutupi hati dan jiwa kita, jika sampai berkarat sangat sulit di rontokkan.


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”[ HR. At Tirmidzi]

Sang murid bertanya kembali, “ Guru...bagaimana caranya agar ketika berdzikir, bisa masuk ke dalam jiwa/hati kami...?”
“ Janganlah kamu suka mencaci maki Tuhan.” Jawab sang Guru.
Murid tersebut menjawab, “ Mohon maaf Guru, kami tidak pernah mencaci maki Tuhan. Bagaimana mungkin setiap hari saya sembah tetapi kami caci maki...?!”.

Gurupun menjawab, “ Ya benar, kalian memang rajin ibadah, setiap hari menjalankan sholat lima waktu, selalu membaca al-Qur’an, dzikir, puasa dan zakat/sedeqah. Tetapi lisan kalian sering menghina dan memaki orang lain, karena perbedaan politik, agama, madzhab, aliran, kulit dan suku. Bukankah yang kalian hina itu adalah ciptaan Allah.....?!.

Bagaimana dzikirmu bisa masuk ke hati dan jiwa, jika lisanmu suka menghina dan memaki orang lain. Allah menciptakan mulut dan lisan agar kita bersyukur dan menyembah kepada-Nya. ”
“ Terimakasih atas nasehatnya, insya Allah kami akan berusaha menjaga lisan.” Jawab para Santri sambil meraba jidatnya.

sumber : Cahaya Gusti fb

Tidak ada komentar:
Write komentar