HATI NURANI VS. HAWA NAFSU

HATI NURANI VS. HAWA NAFSU
Imam Mûsâ bin Ja'far berkata: “Wahai Hisyâm, kenalilah akal beserta bala-tentaranya dan kejahilan (hawa Nafsu) beserta bala-tentaranya, niscaya kamu akan tergolong orang-orang yang telah mendapat petunjuk (muhtadîn)”.
Hisyam berseru: "Kami tidak mengetahui apapun kecuali yang telah Anda ajarkan”.
Beliau berkata: "Wahai Hisyâm, sesungguhnya Allah telah menciptakan akal (Hati Nurani) sebagai ciptaan pertama Allah. Kemudian Allah menjadikan 75 tentara baginya. Antara lain:
Tentara Akal (Hati Nurani)
1. Kebaikan (menteri akal yang pertama), 2. Iman, 3. Jujur, 4. Ikhlas, 5. Harapan, 6. Adil, 7. Rela, 8. Syukur, 9. Gemar kebaikan, 10. Tawakal, 11. Lemah-lembut, 12. Ilmu, 13. Iffah, 14. Zuhud, 15. Santun, 16. Waspada, 17. Tawaclhu',18. Kalem, 19. Bijak, 20. Pendiam, 21. Mengalah, 22. Menerima, 23. Maaf, 24. Halus, 25. Yakin, 26. Sabar, 27. Lapang-dada, 28. Kaya, 29. Tafakur, 30. Hapal
31. Penghubung, 32. Qanâ’ah, 33. Terbuka, 34. Kasib-sayang, 35. Setia, 36. Taat, 37. Patuh, 38. Selamat, 39. Mengerti, 40. Pengetahuan, 41. Mulia, 42. Sehat, 43. Kemahiran menyembunyikan perkataan, 44. Beradab, 45. Hakikat, 46. Makruf, 47. Taqiyyah, 48. Terarah, 49. Kebaktian, 50. Bersih
51. Malu, 52. Ekonomis, 53. Santai, 54. Mudah, 55. Afiat, 56. Teguh, 57. Jauh ke Depan, 58. Mantap, 59. Bahagia, 60. Taubat, 61. Takut, 62. Doa, 63. Cekatan, 64. Gembira, 65. Bersatu, 66. Dermawan, 67. Khusyu’, 68. Ju jur, 69. Lstiqfar, 70. Cerdas, 71. Aktif (nasyâth), 72. Suka (farah), 73. Menyatukan(ulfah), 74. Dermawan (sakhâ`), 75. Kedudukan (waqâr)
Tentara Jahil (Hawa Nafsu)
1. Kejahatan (menteri jahil yang pertama), 2. Kufur, 3. Bohong, 4. Kemunafikan, 5.Putus-asa, 6. Lalim, 7. Murka, 8. Ingkar, 9. Putus-ikhtiar, 10. Obsesif, 11. Berhati-keras, 12. Bodoh, 13. Ceroboh, 14. Hasrat, 15. Watak yang kasar, 16. Gegabah, 17. Takabur, 18. Tergesa-gesa, 19. Tolol, 20. Banyak Cincong, 21. Bandel, 22. Menolak, 23. Dengki, 24. Kasar, 25. Syak, 26. Cemas, 27. Dendam, 28. Fakir, 29. Lalai, 30. Lupa,
31. Pemutus, 32. Rakus, 33. Tertutup, 34. Permusuhan, 35. Khianat, 36. Maksiat, 37. Pembangkang, 38. Celaka, 39. Dungu, 40. Penyangkalan, 41. Cela, 42. Sakit, 43. Menyebarkan, 44. Biadab, 45. Palsu, 46. Munkar, 47. Mengobral Omongan, 48. Bablas, 49. Onar, 50. Kotor,
51. Porno, 52. Boros, 53. Lelah, 54. Sulit, 55. Kemelut, 56. Gamang, 57. Cetek. 58. Ringan, 59. Sengsara, 60. Berpaling, 61. Meremehkan, 62. Congkak, 63. Lamban, 64. Sedih, 65. Berpecah belah, 66. Kikir, 67. Angkuh ('ujub), 68. Bohong, 69. Tertipu-diri, 70. Dungu, 71. Malas (kasal), 72. Duka (huzn), 73. Memecah-belah (furgah), 74. Kikir (bukhl), 75. Ketersembunyian
“ Wahai Hisyâm, perangai-perangai ini tidak akan bisa terkumpul secara sempurna kecuali pada nabi, washy (penerus nabi) atau seorang mukmin yang hatinya telah lulus ujian Allah.
Selain mereka, hanya bisa memiliki sebagian dari tentara akal dan tidak bisa sempurna. Bila dia sudah lebih dahulu bisa membersihkan diri dari tentara-tentara kejahilan, maka dia menjadi sederajat dengan para nabi dan washiy”.
Kesemua itu dapat dimengerti dan dicapai setelah mengenal akal dan tentaranya. Mudah-mudahan Allah SWT memberi taufik kepada kita semua untuk mentaati dan mendapat ridha-Nya.” (Kitab Biharul Anwar) Lihat di: http://lib.eshia.ir/71860/75/316
Kuambil cermin jiwa, lalu kulihat diriku sendiri ternyata dalam diriku lebih banyak tentara Hawa Nafsu ketimbang tentara Hati Nurani. Dominasi hawa nafsu begitu kuat ketimbang Hati Nurani.
Ternyata berhala dalam jiwaku lebih kuat karena sering kuberikan sajen yang berupa kebencian dan kedengkian ke orang lain, begitu juga ritual kemarahan dan suka maki-maki ke pihak lain. Kebencian dan kemarahanku sebagai dupa yang sering kubakar setiap hari. Sehingga agama hanya kujadikan kedok menyebarkan kemarahan ke orang lain.
Tiap hari berhala dalam diriku selalu kututupi dengan atribut-atribut agama yang berupa peci putih, bahkan kadang surban yang sebesar ban, jubah putih memanjang agar orang menganggapku orang suci. Ketika bicara aku selalu membahas tema-tema agama dan selalu mengeluarkan Hadits dan ayat yang sesuai dengan kepentingan nafsuku.

Jika setiap orang mengerti dan mengetahui hawa nafsunya, maka mereka tidak bakalan jadi teroris membunuh dan meledakkan bom bunuh diri membunuh orang lain. Karena musuh sejati manusia itu adalah hawa nafsu, itulah yang harus dibunuh dan diledakkan.
Andaikata kita sudah bisa mengalahkan hawa nafsu dan pasukannya, maka kita tidak bakalan suka mencaci, menghina, merusak dan pemarah, suka mengkafirkan dan menyesatkan orang lain.
“Janganlah engkau mengecam iblis secara terang-terangan, sementara engkau adalah temannya ketika dalam kesunyian.” [Imam Ali]

cahaya gusti

Tidak ada komentar:
Write komentar